Cadev Indonesia Tertinggi 2 Tahun Terakhir, Rupiah Tetap Turun

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) justru setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan melonjaknya cadangan devisa (cadev) Desember 2023.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah di angka Rp15.520/US$ atau terdepresiasi 0,06%. Pelemahan ini terjadi selama lima hari beruntun sejak 2 Januari 2024

Sementara DXY pada pukul 15.30 WIB naik tipis 0,1% menjadi 102,51. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (5/1/2024) yang berada di angka 102,41.

Pada hari ini, BI telah mengumumkan bahwa cadangan devisa (cadev) mengalami kenaikan yang luar biasa yakni sebesar US$8,3 miliar menjadi US$146,4 miliar pada Desember 2023.

Kenaikan posisi cadev tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Posisi cadev tersebut setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Posisi cadev saat ini merupakan yang tertinggi sejak September 2021 atau sekitar lebih dari dua tahun terakhir.

Neraca perdagangan Indonesia juga masih surplus dan diikuti dengan penerbitan surat utang yang mempengaruhi cadev yang mengalami kenaikan.

“Neraca perdagangan diproyeksikan surplus sekitar US$2,5 miliar pada Desember 2023 dan aksi pemerintah dalam penerbitan utang juga memiliki pengaruh dalam kenaikan cadev,” kata Myrdal Gunarto, Global Market Economist Maybank kepada CNBC Indonesia.

Kendati cadev melonjak sangat tinggi, namun situasi penerbitan surat utang luar negeri menjadi salah satu faktor utama gemuknya cadev saat ini. Hal ini dinilai kurang sehat secara praktiknya.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira juga mengkhawatirkan bahwa kenadikan cadev ini hanyalah semu dan akan kembali menyusut dalam beberapa waktu mendatang.

Hal ini yang menjadi perhatian pelaku pasar hingga akhirnya rupiah pun belum mampu merespon positif pada perdagangan hari ini.

Kendati demikian, secara umum, dana asing masih memberikan angin segar bagi pasar keuangan domestik termasuk rupiah.

Derasnya dana asing ini terjadi sejak pekan ketiga November 2023 dengan total beli bersih lebih dari Rp40 triliun secara beruntun. https://tawkapinew.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*