
Jakarta, CNBC Indonesia – Banyaknya sentimen positif pada awal 2024 membuat investor semakin optimis dengan potensi cuan pada tahun ini. Terlebih, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada perdagangan Jumat (5/1/2024) di harga tertinggi intraday di level 7.403,58.
Hal ini mendorong keyakinan para investor bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun yang menyenangkan bagi pertumbuhan portofolio para investor. Sejumlah sentimen positif yang menggerakkan IHSG terbang tinggi adalah potensi pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed), prospek ekonomi domestik, dan derasnya cpaital outflow.
Hingga triwulan ketiga tahun 2023, ekonomi RI secara kumulatif mampu tumbuh 5,05%. Konsistensi pertumbuhan ini menandakan daya tahan dan kinerja perekonomian Indonesia yang lebih baik dibandingkan banyak negara lain.
Di tengah disrupsi lingkungan global di sepanjang 2023, baik dari sisi rantai pasok, bencana alam, volatilitas sektor keuangan, serta fragmentasi geo-ekonomi, perekonomian Indonesia relatif tangguh. Capaian ini menjadi fondasi bagi laju pertumbuhan 2024.
Diprediksi ekonomi Indonesia tahun 2024 masih dapat bertumbuh di kisaran 5% atau dalam level historisya.
Tercatat dalam laporan Indonesia Economic Prospects edisi Desember 2023, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5% pada 2023, lalu akan melambat pada 2024.
Dalam laporan tersebut, Bank Dunia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 ditopang konsumsi swasta yang kuat. Namun, kondisi pembiayaan global yang ketat memicu keluarnya arus modal serta tekanan mata uang di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Beberapa faktor yang masih dapat membebani perekonomian RI adalah melandainya ekspor, melemahnya harga komoditas, serta perlambatan ekonomi global yang bisa menghambat ekspor.
Bank Dunia juga mencatat guncangan-guncangan terkait ketidakpastian geopolitik dan perubahan iklim dapat mengganggu rantai pasok global, sehingga mungkin menambah tekanan terhadap pasar keuangan Indonesia hingga memperketat posisi fiskal Indonesia.
Dibandingkan periode sebelumnya, Indonesia akan memiliki tambahan ‘mesin pertumbuhan’ ekonomi yang berbeda yakni pemiihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres).
Secara catatan historis setiap jelang pemilu membuktikan bagaimana uang “promosi suara” para politisi dan partai politik membantu menggerakkan roda ekonomi.
Dalam lima tahun sekali, Indonesia melakukan pemilu dengan dana cukup besar, money multiplier-nya cukup kuat. Dari sisi konsumsi terutama dari lembaga non-profit akan cukup besar menyumbang pertumbuhan untuk beberapa sektor seperti retail terkait pakaian, lalu media, logistik, dan transportasi. Sektor tersebut biasanya pertumbuhannya akan lebih cepat.
Kementerian Keuangan menyebut ada sekitar Rp 71,3 triliun. Uang sebesar itu akan menggerakkan konsumsi hingga ekonomi. Perusahaan yang terdaftar di bursa saham Indonesia juga akan terimbas positif melalui meningkatnya penjualan dan permintaan. Pada akhirnya investor akan diuntungkan, termasuk dari dividen perusahaan.
Kini investor tengah berburu saham-saham mana yang masih tercatat undervalued alias murah dan rajin dalam membagikan dividen dalam nominal yang besar.
Bagi sebagian investor, dividen sebuah saham sangatlah penting. Dengan rutinnya sebuah perusahaan membagikan sebagian labanya berupa dividen kepada para investor, hal tersebut membuat investor yakin atas kinerja Perseroan yang konsisten dalam mencetak laba dan prospek bisnisnya ke depan yang mampu stabil bahkan berkembang.
Investor yang ingin mencari saham-saham dengan pembagian dividen tinggi bisa mencermati indeks IDX High Dividen 20.
Berikut daftar indeks IDX High Dividen 20 beserta valuasinya.
Dari 20 saham di atas, terdapat enam saham yang memiliki valuasi undervalued alias murah dengan PBV dibawah satu yakni ADRO, BJBR, BJTM, BNGA, INDF dan MPMX. https://belahsamping.com/